Selasa, 16 Juni 2015



USAHA KECIL MENENGAH BERBASIS PERCETAKAN

Description: C:\Users\admin\Pictures\uin 2.jpg
Disusun Oleh :

1.      134220050 Isthikomatul Ubudiah
2.      134220060 Mega Novita Sari
3.      134220063 Mery Janati
4.      134220065 Mifta Husaada
5.      134220066 Mithra Septia
6.      134220070 Nora Destriani

Dosen Pembimbing:
Ahmad Subhan, SIP.M.IP

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN BUDAYA ISLAM
 UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG 
TAHUN 2015

PEMBAHASAN

A.                PENGERTIAN PERCETAKAN
Percetakan adalah sebuah proses industri (baik dilakukan oleh industri berskala kecil maupun besar) untuk memproduksi secara massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak. Percetakan juga merupakan sebuah bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi. Di samping itu, percetakan pun tidak hanya fokus pada cetak saja secara kasat mata, tetapi di sana mencakup berbagai tekhnik dan jenis kegiatan yang dilakukan, seperti desain, penempatan warna yang tepat, pengukuran jenis kertas, dan lain sebagainya.
Dalam dunia percetakan banyak banner, kartu undangan, kartu nama, buku, koran, brosur, flyer dan majalah sekarang ini biasanya dicetak menggunakan teknik percetakan offset. Gambar yang akan dicetak diprint di atas film lalu ditransfer ke plat cetak. Warna-warna bisa didapatkan dengan menimpakan beberapa pola warna dari setiap pelat offset sekaligus. Kejelian dalam menentukan warna dan jenis kertas yang digunakan di setiap cetak yang diinginkan, membuat hasil cetakan akan lebih bagus dan maksimal serta profesional.
Description: Contoh Jenis Mesin Percetakan
B.                 SEJARAH PERCETAKAN
Percetakan yang ada saat ini tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dimulai oleh beberapa orang sehingga percetakan dapat dikenal saat ini. Percetakan pertama kali ditemukan oleh masyarakat cina pada abad 14 sehingga tak heran jika kebanyakan mesin cetak terbuat dan bermerk berasal dari cina.
Namun sebelum itu, sejarah menuliskan informasi tanggal dari gambar dinding gua yang berumur lebih dari 30.000 tahun. Pada tahun 2500 B.C., orang Mesir mengukir hieroglyphics pada batu. Akan tetapi, percetakan yang kita ketahui sekarang tidak ditemukan hingga lebih dari sekitar 500 tahun yang lalu.
Di Eropa, sebelum percetakan ditemukan, semua informasi yang tercatat ditulis dengan tangan. Buku-buku dengan hati-hati disalin oleh ahli tulis (scribes) yang sering menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikan satu jilid buku. Metode ini begitu lambat dan mahal dan hanya sedikit orang yang memiliki kesempatan atau kemampuan untuk membaca karya yang telah selesai.
Description: Contoh Cetak Usaha Bisnis Percetakan
Teknik cetak pertama kali yang dikenal dimulai dari Kota Mainz, Jerman pada tahun 1440 yang merupakan sentra kerajinan uang logam saat itu. Pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Gutenberg dengan inspirasi uang logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas.
Relief uang logam menimbulkan ide untuk membuat permukaan dengan tinggi bervariasi. Hal ini dikenal dengan nama cetak tinggi. Dan sampai saat ini, perkembangan dunia percetakan semakin canggih dengan jenis mesin dan kertas yang memudahkan para pebisnis dunia percetakan dalam menjalankan kegiatannya. Tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan cetakan yang diinginkan, baik untuk cetak kartu undangan, invoice atau bon bisnis Anda, maupun jenis cetak lainnya.
Pada akhir dekade 70an, di Indonesia terdapat sekitar 1.700 perusahaan percetakan. Demikian catatan keanggotaan Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) yang sempat dikutip Eduard Kimman dalam tesisnya, yang dibukukan tahun 1981. Dengan pertimbangan banyaknya percetakan kecil yang tidak terdaftar di PPGI, Eduard memerkirakan pada saat itu ada sekitar 15.000 percetakan di Indonesia. Kini? Ketua PPGI, Fauzi Lubis, menyebutkan bahwa anggota PPGI ada sekitar 6.000. Jumlah sesungguhnya? Pasti jauh lebih besar, tapi tidak ada yang mencatat rapih, tidak Percetakan Negara, tidak juga PPGI. Yang jelas, dunia percetakan adalah bisnis yang berkembang sangat pesat.
Selepas tahun 1949, para penerbit pribumi mengeluhkan bahwa di Jakarta hanya terdapat dua percetakan yang dimiliki orang Indonesia asli, selebihnya milik warga Belanda. Tahun 1950, terjadi perubahan drastis. Jumlah percetakan milik pribumi di ibukota meningkat menjadi 23, beda 1 angka di belakang Belanda (yang memiliki 24 percetakan), sementara warga Tionghoa memiliki nyaris 4 kali lipat (86 percetakan). Sehabis itu, jumlah percetakan di Indonesia terus meningkat hingga kini.
C.                PERCETAKAN DI INDONESIA
Dibawa oleh Belanda Hadirnya percetakan di Indonesia bermula dari kedatangan Belanda (tiba tahun 1596) dan erat hubungannya dengan VOC. Tahun 1624, misionaris Gereja Protestan
Belanda memerkenalkan percetakan di Hindia Belanda dengan membeli sebuah mesin cetak dari Belanda untuk menerbitkan literatur Kristen dalam bahasa daerah, sehubungan dengan keperluan penginjilan. Tapi mesin cetak itu menganggur, karena tak ada tenaga operator untuk menjalankannya. Baru pada tahun 1659 (35 tahun kemudian), Kornelis Pijl memrakarsai percetakan dengan memroduksi sebuah Tijtboek, yakni sejenis almanak, atau “buku waktu”. Perkembangan percetakan di Indonesia erat sekali dengan sejarah perjalanan surat kabar. Berikut beberapa catatan waktu perjalanan percetakan di Indonesia…
1667:
Pemerintah pusat berinisiatif mendirikan percetakan dan memesan alat cetak yang lebih baik, termasuk matriks yang menyediakan berbagai jenis huruf.
1668:
Hendrik Brant mencetak dokumen sebagai produk pertama percetakan pemerintah, yaitu Perjanjian Bongaya antara Laksamana Cornelis Speelman dan Sultan Hasanuddin di Makasar yang ditandatangani 15 Maret 1668. Hendrik Brant pada Agustus 1668 mendapat kontrak mencetak dan menjilid buku atas nama VOC dengan upah 86 dolar yang dibayar dengan cara mencicil. Kontrak berakhir 16 Februari 1671
1671:
VOC menandatangani kontrak baru dengan Pieter Overtwaver dan tiga pegawai Kompeni lainnya (Hendrick Voskens – punch cutter, Piet Walbergen – type-founder, dan Aernout Kemp – ahli cetak) untuk percetakan yang bernama Boeckdrucker der Edele Compagnie (pencetak buku Kompeni). Kontrak berakhir 1695.
1677:
Dokumen dengan kosa kata Belanda-Melayu pertama kali dicetak.
1693: 
Dokumen New Testament dicetak dalam bahasa Portugis.
1699:
Pendeta Andreas Lambertus Loderus mengambiil alih Boeckdrucker der Edele Compagnie untuk didayagunakan secara maksimal. Banyak karya penting dalam bahasa Belanda, Melayu dan Latin lahir dari percetakannya, termasuk sebuah kamus Latin-Belanda-Melayu yang disusun oleh Loderus sendiri.
1718:
Pemerintah pusat mendirikan percetakan sendiri di Kasteel Batavia (kasteel = benteng, Batavia saat itu adalah kota yang dikelilingi benteng) untuk kepentingan mencetak dokumen-dokumen resmi.
1743:
Seminarium Theologicum di Batavia memeroleh satu unit alat percetakan. Pernah menerbitkan Perjanjian Baru (bagian dari kitab suci agama Kristen, red) dan beberapa buku doa dalam terjemahan Melayu. Tahun 1755 percetakan tersebut dipaksa bergabung dengan Percetakan Benteng.
1744: 
Surat kabar tercetak pertama bernama Batavia Nouvelles lahir dari Percetakan Benteng yang dikelola oleh Jan Erdman Jordens, tepatnya pada 8 Agustus 1744. Hanya terdiri dari selembar kertas berukuran folio, yang kedua halamannya masing-masing berisi 2 kolom. Isinya memuat maklumat pemerintah, iklan dan pengumuman lelang. Pembaca bisa mendapatkannya setiap Senin dari Jan Abel, perusahaan penjilidan milik Kompeni di Benteng. Sebuah sumber menyebutkan, koran pada saat itu ditulis tangan.
1745:
Surat kabar Batavia Nouvelles dihentikan penerbitannya (20 Juni 1746) atas permintaan Dewan Direktur VOC kepada Gubernur Jenderal, karena surat kabar yang berorientasi iklan dan  berisi informasi tentang kondisi perdagangan di Hindia Belanda dikhawatirkan bisa dimanfaatkan oleh pesaing Eropa.
1761:
Mulai diberlakukan peraturan percetakan pertama yakni “Reglement voor de Drukkerijen te Batavia” (Juni 1761) di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal A. van der Parra.
1776: 
Surat kabar Vendu Niews (VN) diterbitkan oleh L. Dominicus. Ini adalah surat kabar pertama yang bersentuhan dengan orang Indonesia, tiga dasawarsa setelah Bataviase Nouvelles mati. VN merupakan media iklan mingguan, terutama mengenai berita lelang, juga maklumat penjualan sejumlah perkebunan besar dan beberapa iklan perdagangan. Dikenal oleh masyarakat sebagai “soerat lelang”.
1785:
Percetakan Kota dilarang keras mencetak apapun tanpa izin sensor. Penyensoran mulai dilaksanakan di Hindia Belanda pada 1668.
1809: 
Surat kabar Vendu Niews menghentikan penerbitan pada masa pemerintahan Jenderal Herman Willem Daendels (1808 – 1811).
Di tahun yang sama, Daendels membeli Percetakan Kota dan menggabungkannya dengan Percetakan Benteng menjadi Landsdrukkerij, yang sekarang bernama Percetakan Negara. Sebelum namanya menjadi Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) pada tahun 1950, Perum PNRI telah mengalami beberapa kali perubahan nama. 1942, namanya Gunseikanbu Inatsu Koja (GIK), 1945 berubah lagi menjadi Percetakan Republik Indonesia (PRI), lalu melalui Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 1991, PNRI menjadi Perusahaan Umum (Perum). Percetakan Negara masih eksis hingga kini.
1810:
15 Januari 1810 terbit edisi pertama mingguan resmi pemerintah, Bataviasche Koloniale Courant yang diasuh oleh Profesor (Kehormatan) Ross, pendeta komunitas Belanda di Batavia sejak 1788. Isinya memuat juga iklan, mulai dari tali sepatu hingga budak belian. Penerbitan berhenti 2 Agustus 1811, persis seminggu sebelum Batavia jatuh ke tangan Inggris.
1812:
29 Februari 1812, pemerintahan yang baru (Inggris) menerbitkan Java Government Gazette, mingguan yang sebagian besar berbahasa Inggris, dicetak oleh A.H. Hubbard.
1816: 
Java Government Gazette berhenti bersamaan dengan kembalinya Belanda. 20 Agustus 1816 pemerintah Belanda menggantikannya dengan Bataviasche Courant yang berganti nama menjadi Javasche Courant 12 tahun kemudian.
1831:
Muncul surat kabar partikelir pertama. Ini terlambat, mengingat kendalanya adalah kesulitan mendapatkan alat untuk membuat huruf timah. Tapi yang lebih penting dari itu adalah ketiadaan tenaga (kompositor) terampil. Karena itu percetakan misionaris menjadi satu-satunya percetakan non pemerintah yang bergiat dalam cetak-mencetak selama abad ke-18.
1855:
Surat kabar pertama berbahasa Jawa terbit di Surakarta sekali seminggu, namanya Bromartani. Diterbitkan oleh perusahaan kongsi Belanda, Harteveldt & Co.
1910:
Di Jakarta terbit surat kabar nasional yang pertama, Medan Prijaji.
1921-1922:
Pabrik kertas pertama, N. V. Papier Fabriek Padalarang, dibangun di Padalarang dengan kapasitas produksi 9 ton per hari.
1939-1940:
Pabrik kertas kedua dibangun di Jawa Timur, dekat daerah Letjes, Probolinggo, oleh pemilik pabrik yang sama dengan yang di Padalarang.
1949: 
Di Jakarta hanya terdapat 2 mesin printing yang dimiliki oleh warga pribumi. Percetakan milik warga asing hanya berproduksi untuk kepentingannya saja.
1950:
Jumlah perusahaan percetakan nasional (milik pribumi) di Jakarta meningkat menjadi 23 buah. 24 lainnya dimiliki warga asing (Belanda), sementara 86 lagi dimiliki warga Tionghoa.
1951:
Dari data resmi, terdapat 150 perusahaan percetakan di Jawa Timur (75 di Surabaya, 18 di Malang, dan sisanya tersebar di daerah dan sekitarnya).
1953-1954:
Percetakan Negara melakukan proyek modernisasi percetakan yang ambisius dengan membeli sebuah mesin web-offset 4 warna.
1969:
Pemerintah Belanda bekerja sama dengan Departemen Pendidikan & Kebudayaan Indonesia mendirikan institusi pendidikan dan pelatihan SDM di bidang grafis, Pusat Grafika Indonesia (Pusgrafin) di Jakarta. Antara tahun 1969-1978, sekitar 2.000 orang mengikuti kursus composing, printing, binding, machine maintenance, lay-out, management, dll.
1970-an:
Industri percetakan di seluruh dunia berganti ke teknologi offset. Dua perusahaan percetakan Cina terbesar, Sin Po dan Keng Po membeli mesin cetak rotasi untuk koran yang tetap digunakan hingga 1970-an. Surat kabar Sinar Harapan (sejak 1961) dan Kompas (sejak 1965) pernah menggunakan fasilitas mesin printer ini hingga mereka memiliki mesin cetak sendiri di tahun 1970-an.
1976:
Sebanyak 385 mesin cetak offset diimpor ke Indonesia.
1992:
Teknologi computer to film (CTF) masuk ke Indonesia. Awalnya hanya percetakan-percetakan besar saja yang memilikinya. 1995, percetakan-percetakan menengah dan kecil mulai mengadopsi. Hingga tahun 1997, penggunaan CTF bisa dibilang sudah merata.
2000:
Masuknya teknologi computer to plate (CTP) mulai menggeser CTF dan ikut berdampak pada menurunnya bisnis repro. Sampai sekarang kurang lebih terdapat 70 mesin CTP di Indonesia. Dulu merek-merek yang terkenal untuk mesin ini adalah Heidelberg dan AGFA. Sekarang sudah mulai banyak pemain baru, seperti Screen, Scitex dan Basys Print.  Perkembangan terakhir di Indonesia:
Saat ini percetakan besar di Indonesia sudah mulai mengadopsi teknologi computer to press berupa direct imaging (memakai master) dan computer to print (tanpa master) yang banyak menggunakan teknologi mesin digital printing. Salah satu mesin cetak yang terkenal di kelas ini adalah HP Indigo. Bahkan percetakan-percetakan kini sudah melengkapi peralatannya tidak hanya untuk urusan pre-press, tapi juga post press (proses finishing seperti cutting, binding, folding, stiching, embossing, dan lain-lain), sehingga percetakan menjadi bisnis one-stop service yang makin berkemban


HASIL PENELITIAN

Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan diatas penulis melakukan penelitian mengenai  usaha kecil menengah berbasis percetakan, berikut uraian hasil penelitian kami:


PERCETAKAN KEMAS AGUNG
Description: C:\Users\Toshiba\Documents\Bluetooth\Inbox\IMG_20150615_124400.jpg
Percetakan ini awalnya didirikan di Jl. AM. Amin pada tahun 2003 yang mana mengambil nama dari pemiliknya adalah Dani Kemas yang merupakan suami dari ibu Lili Ratna Puri yang juga merupakan pemilik percetakan Kemas Agung. Sedangkan nama Agung diambil dari kota asal ibu Ranti yaitu Kota Kayu Agung.
Description: C:\Users\Toshiba\Documents\Bluetooth\Inbox\uryrtrrw.jpg
Selama berdiri percetakan ini pelanggan kurang mengenali percetakan ini karena kendala tempatnya yang kurang strategis dan masuk kedalam lorong sehingga menyulitkan pelanggan untuk tahu tempat percetakan ini. Namun, akhirnya pada tahun 2013 percetakan ini pindah  ke sebuah toko yang lebih bagus dan stategis tepatnya di pinggir jalan berseberangan dengan SD 146 dan sebelum SMP N 2 Palembang. Hal inilah yang menyebabkan peluang lebih terbuka dan mudah dikenali. Alasan mengapa mendirikan usaha percetakan ini ketika di tanya Bu Ranti menjawab karena ia dulunya bekerja di bidang percetakan sendiri, kemudian setelah selesai bekerja dari tempat kerja ia membuka usaha percetakan ini dan di dukung oleh suaminya Pak Kemas. Mesin yang digunakan untuk mencetak adalah mesin merek Xerox.
Description: C:\Users\Toshiba\Documents\Bluetooth\Inbox\IMG_20150615_124506.jpg
Awalnya percetakan ini hanya dikelola oleh pendirinya saja yaitu Pak Kemas dan bu Ranti karna keterbatasan pelanggan yang menyewa jasa percetakan mereka. Namun ketika ada musim pernikahan atau musim kampanye pemasokan percetakan ini meningkat drastis sehingga memungkinkan membutuhkan pegawai yang banyak guna memenuhi kebutuhan pelanggan. Kurang lebih pegawai yang bekerja di percetakan ini selama musim-musim yang berkembang dimasyarakat bisa mencapai 13 orang. Tetapi jika musim tidak ada seperti musim pernikahan maka pegawai yang bekerja di percetakan ini hanya 3 orang saja. Musim- musim seperti itu bisa di prediksi seperti musim pernikahan menjelang sesudah lebaran biasanya banyak orang yang akan memakai jasa percetakan ini untuk memesan undangan. 
Percetakan ini awalnya hanya bergerak di bidang cetak undangan, yasin , majalah tetapi setelah lama berdiri akhirnya percetakan ini membuka percetakan untuk buku juga. Berbeda dengan percetakan lainnya, percetakan ini mementingkan kualitas yang bagus serta harga yang terjangkau yang ditawarkan. Design undangannya di buat sendiri oleh pak Kemas yang mempunyai keahlian di bidang seni grafis atau design yang dipelajarinya selama ia duduk dibangku kuliah. Berikut contoh undangan yang di design sendiri oleh Pak Kemas
Description: C:\Users\Toshiba\Documents\Bluetooth\Inbox\20150521_120755.jpgDescription: C:\Users\Toshiba\Documents\Bluetooth\Inbox\20150521_120712.jpg
Description: C:\Users\Toshiba\Documents\Bluetooth\Inbox\20150521_120654.jpg
Ada cerita yang menarik dibalik mengapa kami memilih percetakan ini sebagai sumber penelitian kami. Karena sebelum ini kami hendak meneliti toko-toko buku yang ada di kota palembang. Ada kejadian yang kurang menyengkan yang kami alami ketika melakukan penelitian di toko buku tersebut. Ketika itupun kami tidak putus asa untuk melakukan penelitian kembali. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan menyusuri jalan A.M Amin dan pilihan kami jatuh kepada percetakan Kemas Agung yang mana dengan terbuka menerima kami agar dapat melakukan penelitian di percetakannya. Seperti halnya artikel yang kami sajikan dibawah ini dapat memberikan gambaran terhadap kejadian yang kami alami dan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pengusaha tau pegawai yang ingin menarik minat pegawainya
Senyuman untuk pelanggan
Bandingkan dua mimik wajah berikut: senyum dan cemberut. Reaksi orang yang melihat kedua ekspresi ini akan memiliki persepsi yang berbeda. Orang yang sedang tersenyum lepas, memiliki kekuatan untuk membuat orang lain merasa senang dan tanpa beban. Bila seseorang melihat orang lain sedang cemberut, biasanya cenderung menjauhinya. Walaupun, juga ada yang menghampirinya untuk mencari tahu kenapa orang itu cemberut.
Begitu pula saat Anda berinteraksi dengan orang lain dalam berbisnis, senyuman bisa melanggengkan transaksi Anda. Anda menunjukkan sikap ramah yang membuat konsumen merasa aman dan nyaman membelanjakan uangnya demi produk Anda. Bisa jadi, produk Anda sebenarnya hampir sama spesifikasinya dengan produk pesaing Anda. Namun, ketika Anda merespon konsumen dengan mendekati sifat humanity-nya, maka konsumen akan memperoleh kepuasan yang berujung pada loyalitas.
Senyuman juga akan berimplikasi positif pada psikologis Anda. Senyuman itu mampu menciptakan kegembiraan, membuat suasana menjadi ceria, membantu mengembangkan keinginan yang baik dalam bisnis, membangkitkan semangat, dan mempererat hubungan dengan orang lain. Dan, dengan tersenyum, Anda dapat mengatur perasaan. Sehingga, Anda menjadi lebih bersemangat dan dimampukan untuk melayani pelanggan dengan lebih baik, atau menjual dengan efektif.
Tidak asal tersenyum, lho. Anda harus melakukan senyuman itu dengan ketulusan yang muncul dari balik hati Anda. Jamil Azzaini seorang inspirator yang sukses dengan buku Kubik Leadership, memberikan tips senyum tulus yang dinamai dengan “Senyum 227″.  Caranya, saat tersenyum, tarik ke atas sudut bibir kiri sepanjang dua centi, sudut bibir kanan dua centi, dan kembangkan selama tujuh detik lamanya. Senyum seperti ini yang disebut Jamil Azzaini dengan senyum yang tulus. Dan, bukan senyum basa-basi seperti senyum service excellent menurut SOP (Standard Oprational Procedure) belaka.
Tjantana Jusman mengatakan, salah satu faktor penentu kesuksesan layanan pelanggan di banyak perusahaan ternyata adalah keramahan yang terpancar dari balik senyuman para karyawannya. Dari segi perasaan, senyum adalah obat yang paling mujarab untuk mengatasi kekurangberuntungan hati dan jiwa, bahkan perang. Dengan senyum, dapat menghilangkan kesedihan, gundah gulana, gelisah, dan keresahan. Saat Anda mendapati banyak persoalan yang membelit pikiran Anda, cobalah tersenyum tulus. Maka, Anda bisa bisa merasakan beban tersebut menjadi lebih ringan.
Aktivitas tersenyum sering pula dilakukan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam. Kehidupan Rasulullah senantiasa dihiasi dengan senyuman. Para sahabat adalah saksi kehidupan yang penuh dengan senyuman. Abdullah bin Al-Harits radliallahu’anhu menuturkan, yang artinya, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebuh banyak tersenyum daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Riwayat At-Tirmidzi). Dalam sebuah riwayat disebutkan pula, “Belum pernah aku menemukan orang yang paling banyak tersenyum seperti halnya Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam.” (Riwayat At-Tirmidzi).
Senyum mempunyai banyak manfaat dalam membantu pelayanan Anda kepada konsumen. Beberapa manfaat senyum yang dikaitkan dengan pelayanan, antara lain:
a.   Senyum Membuat Anda Menjadi Terlihat Lebih Menarik
Dengan tersenyum untuk orang lain akan membuat penampilan Anda menjadi lebih menarik. Karena, penampilan rapi dan menarik merupakan salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu pelayanan. Jika Anda berpenampilan buruk dan berkesan asal-asalan, maka konsumen juga tidak akan mau untuk berhubungan dengan Anda. Penampilan yang rapi memang diperlukan. Namun, meski penampilan Anda terlihat begitu menarik, bila selalu memasang muka masam maka layanan yang Anda lakukan tidak akan pernah berhasil. Karena itu, disamping penampilan yang rapi, senyum tetap diperlukan agar penampilan Anda terlihat lebih menarik
b.   Senyum Membuat Anda Terlihat Lebih Sukses
Calon konsumen akan merasa lebih percaya akan kualitas pelayanan yang Anda tawarkan, jika Anda terlihat begitu yakin dan berpenampilan layaknya seseorang yang sukses. Selain penampilan yang prima, gaya yang meyakinkan, dan tata bahasa yang baik, senyum memang perlu dilakukan untuk membuat seseorang terkesan lebih sukses. Karena, penampilan yang berkesan sukses dan meyakinkan, biasanya menambah kepercayaan konsumen kepada pelayanan yang disediakan oleh perusahaan.

c.    Senyum Membuat Anda Cenderung Berpikir Positif
Jika Anda tersenyum, maka hati juga akan merasa lebih senang dan sanggup menerima segala keadaan yang ada. Dalam menjalankan pelayanan kepada konsumen, terkadang Anda juga menerima perlakuan yang tidak menyenangkan. Namun, jika kita berusaha untuk ikhlas dan tetap tersenyum serta tidak terus menggerutu, maka hal tersebut akan membantu Anda senantiasa berpikir positif menghadapi segala kenyataan yang ada. Selanjutnya, Anda akan sanggup untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan konsumen.  Konsumen pun akan merasakan bahwa pelayanan  yang diberikan oleh perusahaan Anda sangat memuaskan.
d.    Senyum Mengubah Mood Seseorang
Dalam menyediakan pelayanan, terkadang Anda mengalami hal yang tidak menyenangkan dari konsumen. Apalagi, jika konsumen itu sedang dalam mood yang tidak baik. Senyum merupakan cara yang efektif untuk menjernihkan keadaan yang ada. Karena, ketika Anda tidak terjebak dengan mood konsumen yang lagi buruk dan tetap tersenyum padanya, maka hal itu dapat menjernihkan keadaan yang ada dan mengubah mood konsumen yang awalnya buruk menjadi lebih baik. Sehingga, dia akhirnya akan merasakan kepuasan ketika memanfaatkan pelayanan dari perusahaan Anda.
Senyum adalah lambang optimisme, simpati, empati, keceriaan, berpikir positif, persahabatan dan sikap-sikap positif lainnya. Tidak ada salahnya kan bila Anda selalu menyempatkan bibir Anda untuk selalu tersenyum? Selain Anda akan lebih mudah bergaul dengan para konsumen Anda, senyuman bisa menjadi awal dari kerberhasilan bisnis Anda. Tersenyumlah. (Ilham/berbagai sumber)

Sumber: Majalah Pengusaha Muslim Edisi Mei 2010



DAFTAR PUSTAKA


http://percetakanku.co.id/napak-tilas-percetakan-di-indonesia/ di akses pada tanggal17/06/15 pukul 06:22 WIB.

http://orsemaproduction.com/pengertian-dan-sejarah-percetakan/ diakses pada tanggal 17/06/15 pukul 06:15 WIB