Pengemasan
informasi: Tentang Apakah Itu ?
Pada semester ini, tepatnya pada semester tiga kami selaku mahasiswa dan mahasisiwi jurusan ilmu perpustakaan, mulai mengenal beberapa mata kuliah yang akan menjurus kepada jurusan kami. Di semester ini kami mulai diperkenalkan dengan pengantar mata kuliah jurusan, seperti pengantar ilmu perpustakaan, pengantar ilmu dokumentasi & informasi, pengantar kearsipan dan mata kuliah lainnya. Kemudian pada semester ini juga, kami diperkenalkan dengan mata kuliah yang bernama pengemasan informasi. Pertama kali saya mendengar mata kuliah ini, saya tidak terbayang jika mata kuliah ini menjadi mata kuliah yang kemudian fakta pengaplikasiannya sudah sering kita lakukan didalam kehidupan kita sehari-hari.
Tanpa disadari, dalam kegiatan perkuliahan,
seperti menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen .
Contohnya
dalam pembuatan makalah, kita harus bisa memilah bahan yang relevan dengan
masalah yang akan kita bahas. Kemudian dalam
pembuatan tugas tersebut, kita juga harus mampu mengambil materi-materi
yang juga relevan. Selanjutnya kita buat makalah itu berdasarkan bahan yang
telah kita milki. Tidak hanya buku yang bisa menjadi bahan pilihan dalam
pembuatan makalah, kita juga bisa mengambil isi pembahasan lewat artikel maupun
mengutip berbagai informasi melalui internet. Lalu kita olah bahan-bahan tadi
menjadi suatu tulisan, yang terdiri dari berbagai literatur yang di ambil dari
berbagai sumber untuk membuat sebuah makalah. Secara tidak sengaja, itu semua
adalah kegiatan pengemasan informasi. Padahal kegiatan itu tanpa kita sadari
adalah kegiatan yang sering kita lakukan selaku mahasiswa, namun sebelumnya
saya juga tidak tahu bahwa itu merupakan sebuah kegiatan pengolahan informasi,
ini merupakan pengetahuan baru bagi saya dan juga membantu saya dalam hal
pemanfaatan informasi.
Karena
pada mata kuliah pengemasan informasi ini, terkhususnya di dalam materi yang disampaikan oleh dosen yang bersangkutan,
juga memberikan informasi mengenai bagaimana cara agar kita mampu mengolah
informasi yang didapat ke dalam bentuk yang berbeda, sehingga menjadi lebih
sederhana dan menarik. Seperti pengemasan informasi yang dilakukan oleh PDII
LIPI, yang telah dijelaskan oleh pak Subhan bahwasanya PDII LIPI mampu merubah
bentuk informasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.
Contoh Dari Pengemasan Informasi |
Kita juga harus
mampu mengemas informasi menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami, sehingga,
informasi yang kita miliki mampu kita serap
dengan baik dan bisa dimengerti. Dan juga menghasilkan pengetahuan baru bagi si
penerima informasi, pada mata kuliah ini saya mulai mengetahui bahwa pengemasan
informasi, yang sering dilakukan didalam media informasi atau yang sering
dikenal dengan sebutan internet, merupakan sarana yang sangat membantu dalam
proses penyebaran informasi. Sehingga informasi mudah sekali untuk didapat,
saya merasa mulai tertarik dengan pengemasan informasi ini karena saya ingin
mengetahui, bagaimana cara mengolah
informasi menjadi berbeda dan mampu menarik perhatian orang lain.
Seperti yang
telah dijelaskan didalam artikel Rossa
Widyawan yang berjudul Agar Informasi Menjadi Lebih Seksi, pengemasan informasi
itu sendiri merupakan kegiatan
mengemas kembali atau mentransfer dari satu bentuk ke bentuk lain dalam kemasan
yang lebih menarik untuk memfasilitasi interaktivitas pengguna dalam menerapkan
informasi, dan pelayanan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi
spesifik. Tujuannya adalah untuk menghemat waktu pengguna. Contoh tindakan
mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk lainnya adalah menuliskan ucapan,
nyanyian, yel, doa, mantra. Bisa juga mengubah media satu ke media lain yakni
dari media kertas, digital, pita magnetik, mikrofis, DVD. Kemas ulang bisa
dilakukan melalu berbagai bentuk misalnya, teater populer, drama, berceritera,
dan menggunakan lagu. Kemas ulang informasi bisa berupa perubahan bahasa satu
ke bahasa lain, misalnya terjemahan, intepretasi, dan bisa pula berupa
perubahan fungsi seperti revisi, ringkasan, analisis, risalah, atau anotasi.
Di dalam artikel
tersebut Rossa Widyawan juga menyebutkan bahwa Kita sulit menghindar dari kemas
ulang informasi di hampir setiap sudut kota hasil kemas ulang informasi kita
dalam bentuk baliho, poster, atau spanduk. Kita juga mendengar hasil itu dari
radio berupa humor politik, menyaksikan acara feature, dokudrama di televisi,
atau berita atau iklan yang ada di koran atau majalah. Bahkan mulai dasawarsa
90-an kita menyaksikan produk kemas ulang informasi kita menyaksikan
kemas ulang informasi dalam hypertext melalui World Wide Web.
Berdasarkan artikel di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa kemas ulang atau pengemasan informasi sering kita lihat dan
alami sendiri di dalam kehidupan sehari-hari. Namun berbeda halnya dengan
artikel yang ditulis oleh Putu Laxman Pendit yang lebih memfokuskan pada
definisi-definisi seperti data, informasi dan pengetahuan didalam artikel
tersebut Putu Laxman Pendit menyebutkan bahwasanya:
Data adalah hasil dari observasi langsung terhadap
suatu kejadian atau suatu keadaan ia merupakan entitas (entity) yang
dilengkapi dengan nilai tertentu. Entitas ini merupakan perlambangan yang
mewakili objek atau konsep dalam dunia nyata.
Informasi adalah kumpulan data yang terstruktur
untuk memperlihatkan hubungan-hubungan entitas di atas. Jadi, misalnya “air
mendidih pada temperatur 100 derajat; bakteri kolera mati pada lingkungan
bertemperatur 100 derajat; maka sebelum minum, masaklah air sampai mendidih,
agar terhindar dari kolera”, adalah satu informasi yang direkayasa otak manusia
ketika ia menemukan data tentang temperatur air dan tentang bakteri kolera.
Pengetahuan adalah model yang digunakan manusia
untuk memahami dunia, dan yang dapat diubah-ubah oleh informasi yang diterima
pikiran manusia. Misalnya, pengetahuan manusia tentang kolera selama ini telah
diisi (dan diubah-ubah) sepanjang jaman oleh berbagai informasi tentang
penyakit itu dan cara pencegahannya.
Setelah
membaca beberapa artikel yang dibagikan oleh pak Subhan didalam group Facebook,
kegiatan membaca beberapa artikel ini, banyak menambah pengetahuan saya
mengenai informasi, ataupun pengemasan informasi yang dimana pada praktiknya
sendiri, pak Subhan juga memberikan penjelasan dan mempraktikkan langsung
bagaiman cara pengemasan informasi itu, serupa dengan itu, pak Subhan juga
memberikan kami beberapa tugas yang pada nyatanya itu merupakan praktik dari
pengemasan informasi. Seperti pembuatan resensi novel dan film yang kemudian
hasil resensi itu, kami publikasikan lewat group Facebook. Menurut saya ini hal
baru yang saya lakukan, namun dalam hal lain secara tidak di sadari, kami sudah
pernah melakukannya. Namun pada tugas kali ini sedikit berbeda bila dibandingkan dengan dosen
lain, yang biasanya memberi kami tugas
untuk membuat makalah.
Namun disini tugas kami bisa diekspose melalui media
sosial, sehingga teman-teman sekelas juga bisa melihat hasil tugas yang kami
kerjakan. Menurut saya ini pengalaman baru yang bisa saya jadikan pembelajaran,
bahwa internet merupakan sarana yang penting untuk kita dalam berkomunikasi, maupun sarana
pencarian informasi. sayapun
berkeinginan untuk lebih belajar mengolah komputer dan mampu memanfaatkan
teknologi sekarang, agar dapat lebih bermanfaat bagi diri saya maupun orang
lain.