Sabtu, 29 November 2014

Pengemasan Informasi: Tentang Apakah Itu ?

Pengemasan informasi: Tentang Apakah Itu ?

Pada semester ini, tepatnya pada semester tiga kami selaku mahasiswa dan mahasisiwi jurusan ilmu perpustakaan, mulai mengenal beberapa mata kuliah yang akan menjurus kepada jurusan kami.  Di semester ini kami mulai diperkenalkan dengan pengantar mata kuliah jurusan, seperti pengantar ilmu perpustakaan, pengantar ilmu dokumentasi & informasi, pengantar kearsipan dan mata kuliah lainnya. Kemudian pada semester ini juga, kami  diperkenalkan dengan mata kuliah yang bernama pengemasan informasi. Pertama kali saya mendengar  mata kuliah ini, saya tidak terbayang jika mata kuliah ini menjadi mata kuliah yang kemudian fakta pengaplikasiannya sudah sering kita lakukan didalam kehidupan kita sehari-hari.

Tanpa disadari, dalam kegiatan perkuliahan, seperti menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen . Contohnya dalam pembuatan makalah, kita harus bisa memilah bahan yang relevan dengan masalah yang akan kita bahas. Kemudian dalam  pembuatan tugas tersebut, kita juga harus mampu mengambil materi-materi yang juga relevan. Selanjutnya kita buat makalah itu berdasarkan bahan yang telah kita milki. Tidak hanya buku yang bisa menjadi bahan pilihan dalam pembuatan makalah, kita juga bisa mengambil isi pembahasan lewat artikel maupun mengutip berbagai informasi melalui internet. Lalu kita olah bahan-bahan tadi menjadi suatu tulisan, yang terdiri dari berbagai literatur yang di ambil dari berbagai sumber untuk membuat sebuah makalah. Secara tidak sengaja, itu semua adalah kegiatan pengemasan informasi. Padahal kegiatan itu tanpa kita sadari adalah kegiatan yang sering kita lakukan selaku mahasiswa, namun sebelumnya saya juga tidak tahu bahwa itu merupakan sebuah kegiatan pengolahan informasi, ini merupakan pengetahuan baru bagi saya dan juga membantu saya dalam hal pemanfaatan informasi.
Karena pada mata kuliah pengemasan informasi ini, terkhususnya di dalam  materi  yang disampaikan oleh dosen yang bersangkutan, juga memberikan informasi mengenai bagaimana cara agar kita mampu mengolah informasi yang didapat ke dalam bentuk yang berbeda, sehingga menjadi lebih sederhana dan menarik. Seperti pengemasan informasi yang dilakukan oleh PDII LIPI, yang telah dijelaskan oleh pak Subhan bahwasanya PDII LIPI mampu merubah bentuk informasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. 
Contoh Dari Pengemasan Informasi
Kita juga harus mampu mengemas informasi menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami, sehingga, informasi yang kita miliki  mampu kita serap dengan baik dan bisa dimengerti. Dan juga menghasilkan pengetahuan baru bagi si penerima informasi, pada mata kuliah ini saya mulai mengetahui bahwa pengemasan informasi, yang sering dilakukan didalam media informasi atau yang sering dikenal dengan sebutan internet, merupakan sarana yang sangat membantu dalam proses penyebaran informasi. Sehingga informasi mudah sekali untuk didapat, saya merasa mulai tertarik dengan pengemasan informasi ini karena saya ingin mengetahui,  bagaimana cara mengolah informasi menjadi berbeda dan mampu menarik perhatian orang lain. 
 Seperti yang telah dijelaskan  didalam artikel Rossa Widyawan yang berjudul Agar Informasi Menjadi Lebih Seksi, pengemasan informasi itu sendiri merupakan  kegiatan mengemas kembali atau mentransfer dari satu bentuk ke bentuk lain dalam kemasan yang lebih menarik untuk memfasilitasi interaktivitas pengguna dalam menerapkan informasi, dan pelayanan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi spesifik. Tujuannya adalah untuk menghemat waktu pengguna. Contoh tindakan mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk lainnya adalah menuliskan ucapan, nyanyian, yel, doa, mantra. Bisa juga mengubah media satu ke media lain yakni dari media kertas, digital, pita magnetik, mikrofis, DVD. Kemas ulang bisa dilakukan melalu berbagai bentuk misalnya, teater populer, drama, berceritera, dan menggunakan lagu. Kemas ulang informasi bisa berupa perubahan bahasa satu ke bahasa lain, misalnya terjemahan, intepretasi, dan bisa pula berupa perubahan fungsi seperti revisi, ringkasan, analisis, risalah, atau anotasi.
Di dalam artikel tersebut Rossa Widyawan juga menyebutkan bahwa Kita sulit menghindar dari kemas ulang informasi di hampir setiap sudut kota hasil kemas ulang informasi kita dalam bentuk baliho, poster, atau spanduk. Kita juga mendengar hasil itu dari radio berupa humor politik, menyaksikan acara feature, dokudrama di televisi, atau berita atau iklan yang ada di koran atau majalah. Bahkan mulai dasawarsa 90-an kita menyaksikan produk kemas ulang informasi kita menyaksikan  kemas ulang informasi dalam hypertext melalui World Wide Web.
Berdasarkan artikel di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kemas ulang atau pengemasan informasi sering kita lihat dan alami sendiri di dalam kehidupan sehari-hari. Namun berbeda halnya dengan artikel yang ditulis oleh Putu Laxman Pendit yang lebih memfokuskan pada definisi-definisi seperti data, informasi dan pengetahuan didalam artikel tersebut Putu Laxman Pendit menyebutkan bahwasanya:
Data adalah hasil dari observasi langsung terhadap suatu kejadian atau suatu keadaan ia merupakan entitas (entity) yang dilengkapi dengan nilai tertentu. Entitas ini merupakan perlambangan yang mewakili objek atau konsep dalam dunia nyata.
Informasi adalah kumpulan data yang terstruktur untuk memperlihatkan hubungan-hubungan entitas di atas. Jadi, misalnya “air mendidih pada temperatur 100 derajat; bakteri kolera mati pada lingkungan bertemperatur 100 derajat; maka sebelum minum, masaklah air sampai mendidih, agar terhindar dari kolera”, adalah satu informasi yang direkayasa otak manusia ketika ia menemukan data tentang temperatur air dan tentang bakteri kolera.
Pengetahuan adalah model yang digunakan manusia untuk memahami dunia, dan yang dapat diubah-ubah oleh informasi yang diterima pikiran manusia. Misalnya, pengetahuan manusia tentang kolera selama ini telah diisi (dan diubah-ubah) sepanjang jaman oleh berbagai informasi tentang penyakit itu dan cara pencegahannya.
Setelah membaca beberapa artikel yang dibagikan oleh pak Subhan didalam group Facebook, kegiatan membaca beberapa artikel ini, banyak menambah pengetahuan saya mengenai informasi, ataupun pengemasan informasi yang dimana pada praktiknya sendiri, pak Subhan juga memberikan penjelasan dan mempraktikkan langsung bagaiman cara pengemasan informasi itu, serupa dengan itu, pak Subhan juga memberikan kami beberapa tugas yang pada nyatanya itu merupakan praktik dari pengemasan informasi. Seperti pembuatan resensi novel dan film yang kemudian hasil resensi itu, kami publikasikan lewat group Facebook. Menurut saya ini hal baru yang saya lakukan, namun dalam hal lain secara tidak di sadari, kami sudah pernah melakukannya. Namun pada tugas kali ini  sedikit berbeda bila dibandingkan dengan dosen lain, yang biasanya memberi kami  tugas untuk membuat makalah.
Namun disini tugas kami bisa diekspose melalui media sosial, sehingga teman-teman sekelas juga bisa melihat hasil tugas yang kami kerjakan. Menurut saya ini pengalaman baru yang bisa saya jadikan pembelajaran, bahwa internet merupakan sarana yang penting untuk  kita dalam berkomunikasi, maupun sarana pencarian informasi.  sayapun berkeinginan untuk lebih belajar mengolah komputer dan mampu memanfaatkan teknologi sekarang, agar dapat lebih bermanfaat bagi diri saya maupun orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar